Sejarah
Kelinci Rex
Ras
asli rex merupakan keturunan kelinci liar di Peracis. Keberadaannya pertama
kali diketahui di tahun 1919 secara tidak sengaja oleh seorang petani di sebuah
peternakan di Paris. Kelinci tersebut kemudian dikembangbiakkan oleh seorang
pendeta dan diikutsertakan ke dalam sebuah pameran internasional sehingga
akhirnya dikenal di daratan Eropa
Pada
tahun 1924, seorang profesor dari Universitas Strassburg – Jerman mengembangkan
kelinci rex menjadi beberapa varietas dengan variasi warna yang baru seperti chincilla, putih, coklat, dan lynx.
Saat ini populasinya semakin
berkembang dan para peternak mengembangbiakkannya secara khusus untuk berbagai
kebutuhan, termasuk di dalamnya untuk komoditas pangan dan fashion.
Ciri-ciri
Khusus
Tidak sulit untuk mengenali kelinci
rex diantara jenis kelinci hias lainnya. berikut adalah
karakteristik khusus yang bisa dijadikan rujukan untuk mengenalinya.
Bentuk tubuh – Ada dua jenis kelinci rex
yang dikembangbiakkan secara umum, yaitu kelinci rex standar dengan bobot
sekitar 3,6- 5kg, dan kelinci rex mini yang berbobot lebih kecil sekitar 1,4 –
2kg.
Kelinci ini memiliki ukuran
kepala yang lebih besar dibandingkan jenis kelinci lainnya. Selain itu ukuran
telinganya juga agak lebar dan berdiri tegak (tidak terkulai).
Bulu – Walaupun termasuk kelinci
hias, bulu kelinci rex tidak panjang dan lebat, melainkan pendek, rapat, dan
halus seperti beludru mewah. Itu sebabnya kelinci ini dikenal juga sebagai
kelinci karpet. Ketebalan bulunya berkisar antara 1,3 – 2,2cm.
Selain bulunya yang pendek
dan tidak mudah rontok, kelinci ini
juga memiliki bulu kumis yang keriting sehingga mudah dikenali dan membuatnya
berbeda dari beberapa jenis kelinci lainnya.
Warna – Kelinci rex memiliki banyak
kategori warna. Berbagai organisasi kelinci pun memiliki standar yang
berbeda-beda dalam menetapkan standar warna kelinci jenis ini.
Secara umum beberapa warna
yang diakui sebagai warna standar rex adalah hitam, biru, castor, lynx, opal,
coklat, merah, putih, chinchilla, lilac, himalayan, broken, dan tricolor. Di
Indonesia sendiri, warna kelinci rex didominasi oleh motif totol (papilon),
harlequin, tricolor, atau putih.
Kelinci
rex mulai eksis di Indenesia sejak tahun 2000-an. Varietas ini cocok
diternakkan di daerah-daerah beriklim sejuk dengan suhu sekitar 5-15 °C. Itu
sebabnya kelinci jenis ini banyak dikembangbiakkan di kawasan Lembang –
Bandung, Batu – Malang, atau kawasan sejuk lainnya.
Pengembangbiakkan kelinci rex
pada dasarnya dilakukan untuk kebutuhan komersial, yaitu untuk diperdagangkan
sebagai binatang peliharaan, binatang konsumsi,
dan komoditas non konsumsi.
Sebagai binatang peliharaan
Sebagai kelinci hias,
binatang ini dijual dalam bebagai ukuran, mulai dari anakan yang berusia
dibawah 3 bulan hingga kelinci dewasa
yang siap untuk dikawinkan.
Kelinci rex betina sudah bisa mulai dikawinkan saat berusia 6 bulan. Rex betina
impor yang siap kawin dan melahirkan biasanya dijual dengan harga Rp500.000,00.
Indukan tersebut bisa melahirkan 6x dalam satu tahun dengan jumlah anak di
setiap kelahirannya antara 4-6 ekor.
Sedangkan untuk anakannya,
harga jualnya cukup bervariasi tergantung dari corak, usia, dan bobotnya.
Sebagai contoh, anak kelinci rex yang berusia 1,5 bulan bisa dijual
dengan harga sekitar Rp50.000,00 – Rp80.000,00. Sedangkan yang berusia 3 bulan
harga jualnya menjadi Rp150.000,00.
0 komentar:
Posting Komentar